lobsterkoe

lobsterkoe

Minggu, 05 Juni 2011

pakan lobster

Lobster Air Tawar(LAT) merupakan hewan pemakan segala (omivora) terutama yang sudah hancur/mengurai, yang berarti mereka memakan apa saja yang ada dalam kolam yang kita pelihara.
Karena LAT adalah hewan yang hidup didasar dan tidak berenang seperti udang-udang lainnya, makan pakan yang diberikan sebaiknya adalah berada di dasar kolam atau tengelam.

Jika pakan/makanan yang dimakan oleh LAT mempunyai mengandung nutrisi yang memacu pertumbuhan makan LAT akan tumbuh dengan baik dan maksimal.

Berapa banyak pemberiannya?

Ini sangat terantung dengan kolam ke kolam. Pemberian pakan yang kebanyakan lebih berbahaya dari pada tidak memberi makan sama sekali. Pemberian pakan yang berlebihan akan menyebabkan kualitas air menjadi menurun bahkan menimbulkan racun (amoniak) yang bisa mematikan lobster tersebut.
LAT bisa hidup dalam waktu yang cukup lama tanpa makan, apa lagi pada suhu air yang tidak panas atau dibawah 20 derajat celcius. Jadi usahakan memberikan pakan yang cukup, sehingga kualitas air tetap terjaga.

Umumnya kita mengunakan patokan pemberian pakan adalah 3% dari perkiraan total berat badan dalam kolam (Biomass), tapi dalam beberapa peternak hanya memberikan sekitar 1-2% dari perkiran total berat badan dalam kolam, karena yakin sebagian dari pakan ini sudah ada dalam kolam tersebut.
Tentu hal ini sangat berbeda jika kita memelihara dalam akuarium yang mungkin hanya datang dari pakan yang dari luar alias pemberian kita. Namun jika di kolam baik kolam semen maupun kolam tanah (empang), biasanya hidup binatang-binatang kecil yang disebut plankton baik hewani (zoo) maupuh tanaman (phyto).
Memang sangat sulit bagi kita untuk mengetahui apakah pakan yang diberikan sudah termakan habis atau tidak pada kolam yang berair keruh yang umumnya pada kolam yang airnya melebih 50cm. Dalam hal ini bisanya mengunakan keranjang pakan (anco) atau feeding tray.

Pakan ini akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan dari LAT itu sendiri yang umumnya disebut Daily Growth Rate (DGR) atau tingkat pertumbuhan harian. Umumnya LAT semakin besar makan tingkat pertumbuhannya semakin kecil. Pada awal masih berupa burayak pertumbuhannya bisa mencapai 5% dan kemudian menurun menjadi 0.5% perhari.
Tingkat pertumbuhan ini yang akhirnya mempengaruhi Rasio konversi pakan (Feed Convertion Ratio) yang biasanya disingkat FCR. FCR dihasilkan dari banyaknya pakan yang diberikan untuk menghasilkan 1 kg LAT yang kita pelihara. Jika 1kg LAT menghabiskan 2Kg pakan maka FCRnya adalah 2. Semakin kecil FCR maka semakin baik tingkat pertumbuhan hariannya.

Pakan

Pakan dalam hal ini bisa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Pakan komersil dan pakan alami/segar.

Pakan komersil adalah pakan yang dijual ditoko-toko akuarium dan toko pakan ternak yang biasanya dibuat oleh pabrik seperti Pelet udang, Artemia buatan atau cacing sutra kering.
Sedangkan untuk pakan segar umumnya berupa:
1. Cacing Sutra
2. Bloodworm (Cacing darah/Cacing plankton)
3. Keong Mas
4. Cacing Tanah atau cacing lumbricus.
5. Sayur-sayuran.
6. Kacang-kacangan.
7. Ikan (rucah, cere)
8. Buah-buahan
9. dan lain-lain.

Yang paling praktis memang adalah pakan komersil, dimana pakan tersebut sudah diracik dengan kandungan nutrisi yang bervariasi. Umumnya kandungan nutrisi yang sering dilihat adalah protein, kabohidrat, lemak (fat) dan beberapa kandungan tambahan.
Pakan akan semakin mahal dengan kandungan protein yang semakin tinggi. Pakan komersil saat ini dengan protein paling tinggi adalah 40-42%. Harga pelet dengan protein tertinggi ini berkisar Rp. 12.000 – Rp. 15.000/kg.
Dengan kandungan protein yang tinggi pertumbuhan LAT akan lebih cepat, namun kandungan lainnya juga harus seimbang seperti kalori. Kandungan protein yang tinggi juga sangat berbahaya bila pakan tersebut tidak termakan dan hancur dalam kolam, sehingga amoniak menjadi cepat meningkat. Dan bukan cuman sisa makanan saja. Faces /kotoran yang dikeluarkan oleh LAT juga demikian.

Pakan alami/ pakan segar biasanya harus dilakukan proses sterilisasi untuk mematikan bakteri atau penyakit dari pakan yang diberikan. Sterilisasi bisa dilakukan dengan perebusan dan bisa juga dengan pembekuan.
Pakan alami biasanya tidak mempunyai nutrisi yang lengkap, atau umumnya hanya pada salah satu komposisi saja, seperti protein, karbohidrat dan vitamin tertentu. Berbeda dengan pelet komersil yang sudah diramu dengan kebutuhan nutrisi.

Untuk pemberian pakan yang tidak bisa tengelam, kita dapat mengunakan tali lalu diikat dengan pemberat seperti batu.

Beberapa buah-buahan yang juga dapat diberikan kepada LAT seperti Apel, Pisang, Jeruk, strowberry dan lainnya. Namun tentu pakan ini sangatlah mahal. Dan jika kita ingin memberikannya perlu dipertimbangkan kandungan dari pakan tersebut yang cenderung asam yang juga mempengaruhi pH air menjadi rendah.

Kesimpulan

Pakan yang bernutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan LAT akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan, yang pada akhirnya akan mempengarui biaya produksi kita.

Selasa, 31 Mei 2011

tahapan budidaya lobster air tawar


Budidaya lobster air tawar (Cherax sp.) mulai berkembang sejak tahun 2000. Hewan ini bisa memijah secara alami atau tidak perlu pemijahan secara buatan. Karena itu budidaya ini berkembang cukup pesat, dan saat ini sudah berdiri sentra budidaya di beberapa propinsi, seperti Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

Pemeliharaan induk
Pemaliharaan induk dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 – 20 cm; tebar induk sebanyak 10 – 15 ekor/m2 (jantan dan betina terpisah); beri pakan setiap hari berupa pelet udang dengan diameter 1 mm dan panjang 3 mm sebanyak 2 – 4 butir/ ekor; pemeliharaan induk dilakukan selama 2 – 3 minggu dan setiap tiga hari air diganti ½ bagiannya.
Seleksi induk
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda tubuh. Induk jantan yang matang kelamin dicirikan dengan genital pore berbentuk seperti selang kecil (petashma) yang terletak pada tangkai kaki jalan kelima, carapace (kepala) lebih besar dari abdomen (badan), warna lebih cerah dari induk yang belum matang atau induk betina.
Sedangkan induk betina dicirikan dengan genital pore (thelycum) seperti lubang antara kaki jalan kedua dan ketiga, carapace lebih kecil dari abdomen dan warna tubuh lebih kusam ari induk jantan atau sama dengan induk jantan yang belum matang. Pada umumnya ukuran tubuh dan capit jantan lebih besar dari betina.
Pemijahan
Pemijahan dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 – 20 cm; tebar induk sebanyak 10 – 15 ekor/m2 tebar 5 ekor induk betina; tebar 3 ekor induk jantan; beri 2 – 4 butit pelet udang setiap hari; (jantan dan betina terpisah); beri pakan setiap hari berupa pelet udang dengan diameter 1 mm dan panjang 3 mm sebanyak 2 – 4 butir/ ekor; pemeliharaan induk dilakukan selama 2 – 3 minggu dan setiap tiga hari air diganti ½ bagiannya.
Seleksi induk yang memijah
Seleksi induk yang sudah memijah dilakukan dengan melihat tanda-tanda tubuh. Caranya, keringkan bak hingga ketinggian 6 cm; tangkap induk-induk betina yang sudah berisi telur berwarna kuning tua atau coklat; masukan ke dalam waskom besar yang diberi aerasi; lakukan seleksi ulang agar mendapatkan induk yang betul-betul matang gonad; masukan ke dalam waskom lain. Catatan : jangan menangkan dengan sekup net, karena bisa menyebabkan induk kaget dan telurnya jatuh. Tangkap dengan kedua tangan, satu untuk memegang kepala satu lagi untuk memegang ekor.
Pengeraman telur dan penetasan
Pengeraman telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama pengeraman; masukan 1 ekor induk yang sudah bertelur; beri 2 – 4 butir pelet udang setiap hari; ganti air ½ bagiannya setpa tiga hari sekali.

Perontokan telur

Perontokan telur dilakukan setelah masa pengeraman berlangsung selama 40 – 42 hari. Caranya, surutkan air hingga 20 cm, tangkap induk dengan sekup net dan angkat ke atas akuarium, tangkap induk dengan tangan, celupkan induk ke dalam air akuarium itu berkali-kali hingga larva dalam tubuh habis; kembalikan induk ke tempat pemeliharaan; isi air akuarium tadi hingga mencapai ketinggian semula; biarkan selama seminggu.

Pemeliharaan larva

Pemeliharaan dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 – 20 cm; tangkap larva dari akuarium perontokan, masukan ke dalam baskom; hitung jumlahnya; tebar 350 ekor larva/m2; beri 100 gram tepung pelet/1.000 ekoer larva; lakukan panen sebulan kemudian.
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 5.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 3.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.

Pendederan III

Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 2.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus udang); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran lobster air tawar dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 – 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 6.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan konsumsi beukuran 20 – 30 gram 80 – 100 kg
Selamat mencoba, semoga sukses

Sabtu, 21 Mei 2011

jenis - jenis lobster air tawar

Terdapat ratusan jenis lobster air tawar di seluruh dunia yang tersebar di Australia, Papua, jepang, china, amerika, dan eropa. Lobster – lobster tersebut berasal dari keluarga Astacidae, Cambaridae, dan Parastacidae. Sebagian diantara jenis-jenis tersebut sudah dapat dibudidayakan di luar habitat aslinya dan dikenal dengan lobster air tawar komersial.
Beberapa jenis yang banyak dibudidayakan di Indonesia diantaranya :
Cherax quadricarinatus
Cherax quadricarinatus
Cherax quadricarinatus termasuk dalam keluarga Parastacidae.  Cherax quadricarinatusdikenal pula dengan sebutan Red claw karena ciri khas pada kedua ujung capitnya yang berwarna merah terutama pada lobster jantan. Tubuhnya didominasi oleh warna biru dengan sedikit bercak kemerahan. C. quadricarinatus sangat mudah dibedakan dari jenis cherax lainnya yaitu melalui carinaenya yang berjumlah empat.  Quadricarinatus artinya mempunyai empat buah lunas (quadric = empat, carinatus = carinae, bentukan menyerupai lunas).
carinae
Cherax quadricarinatus atau red claw di habitat aslinya dapat tumbuh hingga mencapai bobot 800-1000 gram per ekor dengan panjang 50 cm. Untuk budidaya di luar habitat aslinya diperlukan suhu air antara 20 -28 °C dengan pH 7-8. Jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali perkawinan mencapai 100-200 butir dan dalam satu tahun dapat menghasilkan sekitar 600 – 1000 butir.

Cherax destructor
lobster.cherax-destructor
Sama halnya dengan Cherax quadricarinatus, Cherax destructor juga termasuk dalam keluarga Parastacidae. Cherax destructor merupakan jenis lobster air tawar yang paling dikenal diantara puluhan jenis lobster air tawar  yang hidup di Australia. Jenis ini mulai diminati di Indonesia untuk dibudidayakan karena bentuknya yang eksotis dengan capit yang besar. Tubuhnya didominasi warna merah kecokelatan dengan panjang tubuh antara 20 -25 cm dan berat 200-300 gram per ekor.
Produktivitas lobster jenis ini lebih rendah bila dibandingkan dengan red claw. Perkawinan hanya berlangsung 2 kali dalam setahun dengan jumlah anakan 30 – 150 ekor dalam satu kali perkawinan. Selain itu tingkat kanibalisme lobster ini terbilang tinggi terutama saat moulting sehingga tidak banyak peternak yang membudidayakannya.
Procambarus clarkii
lobster.clarkii
Procambarus clarkii berasal dari keluarga Cambaridae. Keluarga Cambaridae merupakan keluarga lobster air tawar  yang hidup di bagian lintang utara. Procambarus clarkii sendiri berasal dari daerah Amerika Utara.
P. clarkii mempunyai warna tubuh dominan merah bata pada jantan dan oranye kemerah merahan pada betina sehingga lobster jenis ini sering disebut sebagai red swamp crayfish. Ukuran tubuh  P. clarkia lebih kecil bila dibandingkan dengan Cherax sp. Panjang tubuhnya sekitar 8-20 cm. dengan  berat antara 75 -100 gram.
P. clarkia (Red swap crayfish) diketahui mempunyai rentang toleransi yang luas  terhadap salinitas air sehingga  mereka bisa dijumpai baik di air tawar maupun air payau. Mereka kerap membuat lubang pada tepi sungai, rawa, dan tanggul saluran irigasi.
P. clarkia bersifat sangat agresif, teritorial, dan rakus, sehingga mereka bisa menjadi ancaman bagi hewan lain yang memanfaatkan sumberdaya yang sama. Mereka bahkan mampu bersaing dengan jenis-jenis crayfish lokal. Sebuah penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa mereka mampu mengubah komunitas tumbuhan pada suatu lahan basah disana. Oleh karena itu introduksi mereka ke daerah baru perlu diperhatikan dengan seksama.
Cherax sp.
Cherax sp banyak tersebar di daerah Lembah baliem kabupaten jayawijaya. Terdapat lebih dari 12 jenis  lobster di daerah tersebut. Umumnya lobster papua berwarna kecokelatan dan sebagian ada yang berwarna oranye. Beberapa jenis diantaranya Blue Monticola , Orange Tip, Cherax Albertisi, Black Tiger dan Supered Papua
Super red Papua
superred papua
black tiger
Black tiger
Cherax Albertisi
cherax_albertisi
Orange Tip
Cherax Orange

Jumat, 20 Mei 2011

Peluang usaha pembibitan dan pembesaran lobster air tawar sangat prospektif dan menjanjikan

Peluang usaha pembibitan dan pembesaran lobster air tawar sangat prospektif dan menjanjikan. Betapa tidak, ditelaah dari cara pembudidayaan yang tidak terlalu sulit serta modal yang dikeluarkan pun tidaklah terlalu besar. Kita bisa memulainya dalam skala rumahan untuk pembibitan dengan bermodalkan aquarium, sedangkan untuk pembesaran dapat dilakukan pada kolam semen, fiber, ataupun kolam tanah.


Bagi yang tidak punya lahan terlalu besar, pembesaran dapat dilakukan dengan menggunakan kolam terpal yang dindingnya terbuat dari kayu. bahkan kita dapat menggunakan talang air sebagai wadah untuk beternak! bayangkan... harga jual LAT (Lobster Air Tawar) yang mampu mencapai Rp.120ribu sampai Rp. 200ribu-an per kilonya. bandingkan dengan beternak lele atau ikan mas yang dengan proses serta biaya yang hampir sama tapi nilai jualnya tidak terlalu tinggi. paling harganya Rp. 10ribu sampe Rp.18Ribu per kilonya. itupun pada tingkat eceran!! sayapun kini tengah merintis usaha ini... jadi bagi yang mau berbagi pengalaman serta informasi, saya tunggu..!!